Bang Bolank ketagihan gowes to Jogja bagian 2

Mari kita lanjutkan lagi berbagi pengalaman bang bolank gowes lagi ke jogja. Semoga gak bosen yaa..

Mengawali hari dengan senyum dan doa kepada Yang Kuasa, setelah sarapan dan mengantarkan istri ke tempat kerjanya, saya melanjutkan petualangan yang tertunda. Target hari ini adalah bisa menyambangi lebih dekat kali code. Kali / sungai yang pernah saya ceritakan dikesempatan awal merupakan magnet yang sedemikian kuat bagi saya. Jadilah rasa penasaran itu harus terpuaskan.

Pukul 7 pagi melakukan survey lokasi lebih awal. Tempat survey adalah jembatan yang menghubungkan kompleks UGM (Univesitas Gadjah Mada) dengan jalan Monjali (Monumen Jogja Kembali). Menurut informasi dari istri, beberapa hari yang lalu kali code meluap. Tidak hanya membawa material gunung Merapi seperti debu dan pasir tetapi juga membawa material yang hanyut bersama derasnya lahar dingin. Alhamdulillah di pagi yang cerah ini, kali code tampak tenang sehingga bisa didekati. Berikut penampakan kali code dari atas jembatan.

Bisa dilihat tumpukan pasir gunung yang sedemikian tebal? Yap! Itulah pasir dari letusan gunung merapi. Terbawa dari puncak hingga ke badan kali code. Lumbung rezeki bagi mereka yang bisa memanfaatkan peluang dan bersabar. Puas dengan pandangan dari atas jembatan? Jangan panggil saya “bolank” jika tidak ada keinginan untuk mendekati kali code. Lihat pelataran paving conblock yang berwarna merah? (ada disisi kiri bawah) saya akan segera kesana.

Menyusuri jalan perkampungan yang tertata apik dan bersih walaupun dengan jalan menurun, sampailah saya dipinggir kali code. Waow, jembatan yang selama ini dilalui tampak begitu kokoh dan angkuh. Mengangkangi kali code sembari menatap tajam. No pic = no hoax ! cekidot:

Mana si koneng? Yups.. ini dia si koneng.. seli 16” yang setia menemani petualangan. Tampak gagah bukan? Bang bolank mana? Ini dia bang bolank.

Oooopppppsss… tripodnya kerendahan, jadi gak keliatan dech bang bolanknya… hehehehehe..

Setelah puas melihat2 kali code dari bawah jembatan, maka saatnya menyusuri bibir kali code. Ruas jalan setapak yang dilalui bukanlah jalan mulus beraspal, melainkan jalan setapak yang sudah tergerus oleh beratnya truk yang mengangkut pasir merapi. Biarkan foto yang berbicara:

Saking penasarannya dengan kali code, maka saya memberanikan diri untuk turun ke kali code. Yup! Beneran! Turun ke aliran kali code. Untungnya aliran kali code tidak sedang tinggi jadi masih aman untuk dijadikan tempat bermain. Cekibrot:

Tidak lupa menorehkan catatan sejarah: Bolank was here !

Semakin ke utara maka akan makin ke tengah kota. Bukan tengah kota target perjalanan hari ini. Hari ini ingin membuktikan sebuah kisah klasik jaman dulu. Mahasiswa UGM ke kampus dengan sepeda. Jadilah mengayuh sepeda ke arah kompleks kampus UGM di wilayah kaliurang.

Kawasan kampus UGM ini sudah mendukung gerakan sego segawe. Sebuah gerakan memasyarakatkan bersepeda untuk mencapai sekolah dan tempat bekerja. Sayangnya selama perjalanan tidak melihat mahasisa UGM yang bersepeda. Yang banyak berseliweran adalah motor dan mobil. Akhirnya ketemu juga satu mahasiswa. Ngebut! Mungkin dia sudah terlambat masuk kelas.

Marka jalan putus2 inilah yang selama ini dimintakan oleh pesepeda untuk ada di jalan raya. Entah karena terlalu mahal atau sulit “melukisnya” banyak pemerintah daerah/provinsi yang menolak untuk mewujudkan amanat undang2 lalu lintas’ termasuk pemprov Jakarta.

Penasaran dengan lembah UGM. Akhirnya kesampaian juga dengan lembah UGM, tepatnya Taman Lembah UGM. Sebuah kawasan hijau yang berada di daerah agak rendah. Di taman ini ada lapangan tenis, gymnasium dan lapangan baseball. Mahasiswa UGM sehat2 yah.

Matahari kian tinggi. Sarapan tadi pagi sudah habis diolah menjadi energi untuk gowes. Beranjak dari kompleks kampus ugm terus ke arah utara hingga melewati tugu jogja. Terus lurus hingga mencapai stasiun tugu jogja. Lihat sebelah kiri! Ada tempat makan kesohor. Soto ayam pak gareng. Waktu yang tepat dan tempat yang asik untuk mengisi perut yang kosong.

Satu porsi soto ayam campur Rp 5.000. sate ati/usus Rp 1.500. dengan uang Rp 10.000 maka kenyanglah perut ini terisi soto ayam. Jangan lupa, bayar parkir Rp 500 untuk sepeda. Satu kesalahan jika bayar parkir di jogja: tidak meminta bukti pembayaran parkir berubah karcis. Jadi, besok2 harus minta karcis parkirnya!.

Bersambung

Tentang bolank

pedagang batik, goweser, tax accountant
Pos ini dipublikasikan di jalan-jalan dan tag , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar